Pages

Thursday, May 23, 2013

Komposisi

1. Rule of Thirds
Rule of Third merupakan pengembangan dari simetri Golden Ratio yang telah lama dikenal dalam seni lukis. Dalam Rule of Third frame gambar dibagi menjadi 3 bagian vertikal dan 3 bagian horisontal.

Prinsip
  • Walaupun tidak harus tepat benar, penempatan obyek dalam frame sebaiknya disesuaikan dengan pembagian tersebut 
  • Usahakan untuk menempatkan bagian paling menarik dari obyek pada salah satu dari 4 titik perpotongan(ditandai dengan bulatan warna merah) 
  • Bagian yang paling menarik dari obyek dapat berupa apa saja, misalnya: Mata, Wajah, Batas alam,  Kontras cahaya dan bayangan, Dsb .
Aturan ini dapat diterapkan secara dinamis dalam berbagai jenis kategori pemotretan dengan berbagai proporsi frame.

2. Point of Interest
POI adalah bagaimana kita bisa menyampaikan tema atau pemikiran kita tentang objek foto kita. Menonjolkan satu objek untuk mendapatkan perhatian dari pemirsa sehingga dengan sekali melihat maka pemirsa tahu apa dan siapa yang hendak kita sampaikan. Disini POI ternyata mempunyai kedudukan yang penting jika hendak menyampaikan misi suatu foto.

POI bisa di dapatkan dengan cara memusatkan objek yang kita foto lebih menonjol. Setelah sering-sering membaca di forum dan sering-sering belajar dengan cara memperhatikan foto-foto yang masuk kategori ‘matang’ maka ada beberapa cara menonjolkan POI kita, diantaranya yaitu :
  • Menentukan POI. Dalam menentukan poi tidak ada aturan yang mengikat, cukup ekspos salah satu obyek yang kita anggap menarik perhatian. Dengan pengertian poi adalah sebuah group dengan keseragaman atau tunggal diantara kemajemukan.
  • Memperhatikan komposisi dan porsi objek dalam foto. Bagaimana cara kita menempatkan suatu objek itulah yang menentukan bagaimana kita nanti menyajikan apa yang ingin kita sampaikan dalam suatu foto. Sebelumnya kita wajib mengetahui teori komposisi yang umum dipakai. Salah satu yang terkenal diantaranya adalah : referensi
”The Rule Of Third : selalu ambil kira-kira 1/3 dari salah satu sisi (atas, bawah, kanan, atau kiri) bidang foto / frame, lalu letakkan poi di posisi tersebut.”

“Golden Triangle : bayangkan ada tiga segitiga yang dibentuk dari perpotongan 90 derajat antara garis diagonal dengan salah satu sudut frame”.

“Golden Spiral : garis spiral dengan ujung di salah satu sudut frame, dan inti spiral pada 1/3 salah satu sisi frame”.
  • 3. Melakukan cropping, lakukan cropping untuk membuang latar yang tidak diperlukan atau bahkan akan menyaingi POI kita.
  • 4. Melakukan bluring, untuk kamera DSLR tentu ada settingan manual yang bisa untuk membuat bokeh alias blur BG, dalam bahasa kerennya di sebut DOF (pengaturan ketajaman dalam foto ). Tetapi untuk kamera saku yang versi sederhana, bluring bisa dilakukan dengan bantuan software pengolah foto.

3. Lines
Leading line adalah sebuah garis dalam gambar yang membimbing mata kita menuju pada fokus pada sebuah gambar. begitu pula dalam fotografi, leading line biasanya akan menuju pada sebuah POI yang ditunjukan dalam foto tersebut.
Banyak hal yang bisa menjadi sebuah leading line, beberapa diantaranya seperti pagar, jembatan, dan garis pantai yang membimbing mata kita menuju sebuah objek yang menjadi POI, dengan tidak mengesampingkan aturan rules of third.

Pada intinya teknik komposisi ini memberikan garis imajiner yang membuat mata menelusuri garis tersebut, dan dengan demikian merasakan depth-of-field dari foto. Umumnya garis imajiner ini terbentuk dari jalan setapak, jalan raya, sungai, garis pematang sawah, dll.

Tidak selalu garis imajiner ini merupakan jalanan atau sungai seperti contoh diatas. Leading lines pada intinya adalah garis imajiner yang menuntun mata penikmat foto menyusuri seluruh bagian foto, dan tidak stop berhenti di satu titik dari foto saja. Seperti contohnya dibawah ini leading lines nya adalah arah si kapal yang menuju ke horizon. Melihat foto ini membuat mata kita menyusuri dari bagian belakang kapal terus menuju ke tengah horizon.

4. Colour
Warna dapat memberi kesan hidup pada suatu benda dan dapat pula menambah nilai komersial benda tersebut. Warna dapat juga digunakan sebagai simbol untuk menggambarkan sesuatu hal, baik itu benda, kejadian maupun orang (misalnya dalam penyebutan warna kulit orang).

Peran warna yang terutama ialah kemampuannya untuk mempengaruhi mata kita sehingga membangkitkan emosi. Mulai dari perasaan sedih sampai dengan perasaan gembira.

Warna Panas
  • Terdiri daripada kumpulan warna merah, jingga dan kuning, termasuk warna merah jingga, merah ungu, dan kuning jingga.
  • Menimbulkan suasana yang ceria, meriah, riang dan sebagainya
  • Warna-warna panas akan kelihatan lebih menonjol kehadapan
  • Sesuai untuk catan bertemakan perayaan, peperangan, kemeriahan, pesta dan sebagainya.
Warna Sejuk
  • Merupakan kumpulan warna-warna biru, hijau, ungu, biru ungu, biru hijau dan merah ungu.
  • Menimbulkan suasana nyaman, selesa, sejuk, segar, sedih dan sunyi
  • Warna-warna ini menghasilkan ilusi kejauhan dan kebelakang
  • Sesuai jika digunakan untuk menghasilkan kertas dinding, catan bertema alam semulajadi, kematian, kesegaran
5. Texture
Tekstur adalaha kualitas tertentu suatu permukaan yang timbul sebagai akibat dari struktur 3 dimensi. Texture (tekstur) adalah unsure rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalm susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu.

Tekstur adalah titik-titik kasar atau halus yang tidak teratur pada suatu permukaan.

Titik-titik ini dapat berbeda dalam ukuran ukuran, warna, bentuk atau sifat dan karakternya, seperti misalnya ukuran besar kecil, warna terang gelap, bentuk bulat, persegi atau tak beraturan sama sekali atau lain-lain.

Jenis-Jenis Tekstur

Tekstur buatan (Artificial texture), merupakan tekstur yang sengaja dibuat atau hasil penemuan: kertas, logam, kaca, plastic dan sebagainya.

Tekstur alami (Natural teksture), merupakan wujud rasa permukaan bahan yang sudah ada secara alami, tanpa campur tangan manusia: batu, pasir, kayu, rumput, dan lain sebagainya.

Tekstur primer, yaitu tekstur yang terdapat pada bahan yang hanya terdapat dilihat dari jarak dekat.

Tekstur sekunder, yaitu tekstur yang dibuat dalam skala tertentu untuk memberikan kesan visual yang proporsional dari jarak jauh.

ü Tekstur menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi:

1. Tekstur halus, adalah permukaannya dibedakan oleh elemen-elemen yang halus atau oleh warna.
2. Tekstur kasar, adalah permukaannya terdiri dari elemen-elemen yang berbeda baik corak, bentuk maupun warna.

ü Fungsi Tekstur

Dapat memberikan kesan pada persepsi manusia melalui penglihatan visual, seperti misalnya pada suatu bidang rata yang mempunyai perbedaan warna, maka warna yang gelap terlihat sebagai bayangan warna yang terang sehingga timbul kesan seolah-olah bidang tersebut tidak rata.

6. Pattern
Suatu tekstur yang susunannya agak teratur, maka dapat maka dapat disebut sebagai corak (PATTERN). Pola/pattern secara gampang bisa diartikan sebagai perulangan. Perulangan disini bisa jadi adalah perulangan bentuk, garis, warna, benda atau obyek apapun, dan perulangannya mungkin dalam format yang teratur maupun sedikit tidak teratur. Seorang fotografer yang jeli akan mampu memanfaatkan perulangan ini dalam sebuah foto, sehingga hasilnya bukan saja indah namun juga memiliki daya tarik kuat bagi mata yang melihatnya. Pola ada dimana-mana, baik yang buatan maupun alammi: di daun pisang, dipenampang bawang merah yang anda potong, di cangkang keong, dikulit macan, di pematang sawah, di gedung-gedung tinggi, di susunan paving blok, bahkan di rumah-pun anda bisa menemukan pola langit-langit dan lantai. Bagus atau tidaknya pola untuk difoto sangatlah subyektif untuk dipastikan, seperti halnya elemen komposisi yang lain: mata, tingkat kreatifitas serta jam terbang andalah yang menentukan. Bisa jadi pola yang terlihat biasa saat dipotret dari atas akan terlihat bagus kalau difoto dari samping. Bisa jadi pola yang muncul di kelopak bunga mawar terlihat datar saat anda menggunakan lensa standar akan sangat dramatis saat anda memotretnya dengan lensa makro. Saat anda menemukan pola yang menarik, ada beberapa 2 hal kunci yang bisa dilakukan untuk memaksimalkannya supaya terlihat lebih dramatis dalam foto:

§ Sudut Pemotretan
Sudut pemotretan memegang peran penting saat anda memotret pola, bisa jadi kelopak bunga mawar yang terlihat datar saat anda memotretnya dari samping bisa terlihat sangat bagus saat anda memotretnya dari atas, misalnya. Bermain-mainlah dengan beberapa sudut pemotretan sampai anda menemukan yang terbaik.

§ Jenis Lensa/ Jarak Pemotretan
Pola yang muncul saat anda mengiris bawang merah tentu akan terlihat sangat biasa saat anda memotretnya dari jarak agak jauh, namun saat anda menggunakan lensa makro (atau mode makro), dan memotretnya dari jarak yang sangat dekat, semua menjadi tampak lebih baik.

§ Penuhi Frame Dengan Pola
Ya, tidak ada cara lain untuk mendramatisir pola selain memenuhi seluruh frame dengannya. Dengan memenuhi keseluruhan frame dengan pola, tidak ada elemen lain yang mengganggu mata yang melihat foto kita, sehingga pola makin terlihat kuat dan dramatis.

7. Rhythm
Irama berasal dari kata wirama yang berarti gerak yang berukuran,ukuran perbandingan, mengalir.
Gerak perulangan yang gerak mengalir yang ajeg (teratur) dan terus menerus.
Pengulangan bentuk biasanya memberi kesan keselarasan, dan bentuk yang diulang seakan-akan seperti ketukan dari sebuah irama.

8. Framing
Salah satu teknik yang biasa digunakan untuk menguatkan Point of Interest (PoI) dalam pengambilan sebuah foto adalah teknik framing. Teknik ini dapat memanfaatkan apa saja, misalnya cabang pohon, pintu gerbang, ornamen pagar, dan sebagainya. Disamping memperkuat PoI, teknik framing ini juga bisa membuat komposisi sebuah foto menjadi jauh lebih memikat. Sedemikian kuatnya pengaruh framing ini dalam memperkuat komposisi hingga kaidah lain yang sudah umum dalam hal komposisioning menjadi bisa diabaikan.

Beberapa hal yang bisa ditonjolkan dalam sebuah foto berframing adalah.

1. Framing akan membuat foto terkesan dalam (depth). Dalam pengertian, foto berframing akan menimbulkan persepsi lebih bagi yang melihatnya. Secara otomatis persepsi orang akan memisahkan PoI dengan framingnya. Karena hal tersebut, dengan objek yang sama, foto yang berframing akan terlihat lebih berdimensi dibanding foto biasa.

2. Jika digunakan dengan benar, foto yang berframing akan menciptakan sebuah kesan bahwa obyek yang menjadi PoI menjadi titik fokus secara signifikan terpisah dari total obyek yang ada dalam foto tersebut.

3. Framing akan membawa penyatuan komposisi yang lebih menarik bagi isi keseluruhan isi/obyek dalam sebuah foto. Tapi kondisi ini biasanya tidak bisa ditemui pada foto-foto framing yang diambil dengan sengaja disetting.

4. Framing akan menambah konteks isi pada sebuah foto.


Sumber frame yang bisa kita gunakan untuk membuat sebuah foto framing sangat banyak. Bahkan jika kita bisa jeli, sumber framing ini bisa kita temukan setiap saat di manapun kita berada. Jendela, kaki kursi, batang-batang pohon, pilar-pilar bangunan, jembatan dan lain sebagainya.

Saat hendak mengaplikasikan teknik framing, hal mendasar yang patut kita perhatikan adalah apakah obyek yang akan kita jadikan sebagai frame mempunyai area yang cukup untuk obyek utama yang akan kita jadikan sebagai PoI. Hal-hal lain dalam kaidah fotografi seperti ketajaman, arah cahaya dan lain-lain tidak terlalu menjadi kekuatan karena obyek yang dimaksud hanya akan menjadi frame, bukan PoI.

Posisi frame dalam sebuah foto berframing bisa menjadi foreground, bisa juga menjadi background.

No comments:

Post a Comment