Pages

Wednesday, May 22, 2013

Sedikit tentang Arbein Rambey

Bagi pecinta fotografi, nama Arbain Rambey mungkin sudah tidak asing lagi. Berikut adalah Biodata Arbain Rambey :

Nama : Arbein Rambey
TTL : Semarang, 2 Juli 1961
Profesi : Fotografer, Jurnalis
Twitter : @arbainrambey
Website : http://www.arbainrambey.com/

Prestasi :
  • Pemegang gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1988 
  • Juara satu lomba fashion nasional 1993 
  • Juara tunggal lomba foto internasional Art Summit 1999 
  • Juara satu lomba foto MURI 2008 
  • Memenangkan medali perunggu 2 tahun berturut-turut pada Lomba Salon Foto untuk tahun 2006 dan 2007 
Profil
  • Dia telah lama menaungi jagat fotografi 
  • Arbain merupakan salah satu contoh jurnalis yang menguasai penulisan dan fotografi sekaligus 
  • Berkat talentanya ia didapuk menjadi redaktur foto di koran Kompas 
  • Selain bekerja sebagai fotografer di Harian Kompas, Arbain juga mengajar di beberapa universitas seperti Universitas Pelita Harapan, Universitas Media Nusantara dan DarwisSchool of Photography 
  • Berbagai lomba fotografi telah dimenangkannya baik dalam negri maupun luar negri 
  • Salah satu buku karya fotonya adalah “Indonesia, Mist of Time” yang diterbitkan oleh Waterous & Co. di London pada tahun 2005 
  • Arbain juga kerap mengadakan pameran foto baik secara bersama dengan fotografer lain atau pameran foto tunggal seperti Ekspresi (Medan, 2002), Mandailing (Medan, 2002), Senyap (Bentara Budaya, Jakarta, 2004) dan Colour of Indonesia (Galeri Cahaya, Jakarta, 2004) 
  • Pria lulusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung (ITB) ini dari kecil telah tertarik dengan fotografi.”Masa kecil saya di Semarang, dan saya dibesarkan bibi, karena ibu bekerja dan ayah bekerja. Saya anak tunggal yang tidak pernah kekurangan apa pun, bahkan cenderung mempunyai banyak barang mainan. Sejak usia sekitar 5 tahun, saya sudah sangat tertarik dengan fotografi, dalam arti paling senang membolak balik album foto apa pun. Usia 13 tahun sudah menguasai cuci dan cetak foto hitam dan putih. Punya kamera pertama pada tahun 1977. Ricoh 500 GX yang saat ini masih disimpan. Pada saat itu harganya Rp 37.500,” ujarnya mengenang masa lalu 
  • Pucuk dicinta ulam pun tiba, itu yang menggambarkan perjalanan karier fotografi Arbain. Lulus kuliah dari teknik sipil ITB, Arbain bekerja sebagai reporter dan sekaligus memotret ketika acara peliputan. Tidak disangka, semangatnya dalam memotret yang begitu tinggi dianggap layak untuk menggantikan fotografer kawakan Kartono Riyadi sebagai redaktur foto pada tahun 1996,yaitu tahun kelima bekerja di harian itu 
  • Arbain mengibaratkan fotografi adalah memotong adegan dari realitas 360 derajat yang tiga dimensi ke dalam sepotong foto. Sebuah foto menjadi menarik karena terbatas alias cuma sebagian dari realitas. Yang terpenting dalam fotografi adalah kemampuan melihat. “ Maka latihlah kemampuan dan kreativitas fotografi sebenarnya bisa dilakukan dengan cara sederhana. Untuk mengasah kemampuan fotografi, kita bisa melakukan perjalanan keliling kota sambil memotret. Namun, kita hanya bisa memotret hal yang lazim atau yang bukan hal yang biasa kita lihat di berbagai foto. Dengan cara ini, kita mencoba meluaskan apa yang selama ini kita jalani,” ujarnya mengakhiri pembicaraan 
  • “Saya, seorang pecinta fotografi. Membidikkan kamera dan menekan tombol shutter, mendengar rana yang bergerak dengan cepat, membuat hidup saya lebih bergairah. Kulewatkan hari-hariku dengan menembus subuh sebelum matahari tampak. Detik-detik napasku tak jemu menunggu rona memerah di ufuk barat saat mentari tenggelam” tertulis di Website pribadinya

No comments:

Post a Comment